PERSINAS ASAD

Silaturahim Syawal, ASAD DIY Kuatkan Sinergi Cetak Pesilat Berkarakter

Sleman (20/04) – Momentum bulan Syawal dimanfaatkan Pengurus Provinsi (Pengprov) PERSINAS ASAD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mempererat silaturahim dan kekompakan antar elemen perguruan. Bertempat di Kompleks Pondok Pesantren Mulyo Abadi, Mulungan, Sleman, PERSINAS ASAD DIY menggelar acara Silaturahim Syawal, Minggu (20/4/2025).

Dengan tema “Dengan Silaturrohim Syawal Kita Wujudkan Amanah Guru Besar, Menjadi Pesilat yang Berjiwa Ksatria dan Berkarakter Luhur,” kegiatan ini diikuti oleh para pesilat, pelatih, wasit-juri, pendekar, Dewan Pembina (Wanbin), dan Dewan Penasehat (Wanhat). Suasana tampak hangat dan akrab, terlebih dengan kehadiran sesepuh pendekar ASAD DIY, Bopo Sungkono Mulyo Rejo.

Sekretaris Provinsi PERSINAS ASAD DIY, Drs. H. Suharno, dalam sambutannya mengajak seluruh elemen perguruan untuk terus bersinergi. Ia menekankan pentingnya kelancaran program dan pembinaan yang konsisten terhadap para pesilat, khususnya yang berpotensi berprestasi.

“Ayo semangat, jangan kendor untuk terus melancarkan PERSINAS ASAD. Kita semua harus saling menguatkan,” ujar Suharno.

Ia juga mengingatkan agar para pesilat tetap menjaga karakter luhur dalam setiap langkah. “Tunjukkan sebagai pesilat PERSINAS ASAD yang bisa menjaga nama baik perguruan. Untuk para pendekar, jadilah teladan bagi warga ASAD lainnya,” tambahnya.

Sementara itu, Guru Utama sekaligus anggota Komisi Disiplin PB PERSINAS ASAD, Kyai Suryadi atau yang akrab disapa Gus Suryo, menegaskan bahwa pelatih pencak silat harus bisa menjadi sosok panutan.

“Pelatih itu bukan hanya mengajarkan teknik, tapi juga harus menjadi figur yang bisa mengayomi pesilat seperti seorang bapak,” kata Gus Suryo.

Ia juga menekankan empat aspek penting dalam pencak silat yang harus dipahami pelatih: aspek mental spiritual, ilmu seni beladiri, olahraga dan prestasi, serta seni budaya. Menurutnya, pemahaman terhadap empat aspek itu akan membantu pelatih dalam mengarahkan potensi para pesilat.

Gus Suryo menutup dengan pesan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga, tapi juga warisan budaya yang luhur.

“Berjuanglah dengan sepenuh hati. Lestarikan pencak silat sebagai warisan budaya bangsa yang adi luhung,” pungkasnya.

Silaturahim Syawal ini menjadi momen untuk mempererat kebersamaan dan memperkuat komitmen dalam membina pesilat yang berjiwa ksatria dan berkarakter luhur, sebagaimana amanah dari para guru besar PERSINAS ASAD.