PERSINAS ASAD

Gelora Beladiri ASAD Menyatukan Seluruh Umur di Tambaksari

Jambi (3/11) – Padepokan Tambaksari di Kecamatan Jambi Selatan menjadi pusat denyut nadi semangat beladiri pada Senin (3/11/2025) malam. Warga ASAD setempat berkumpul untuk melaksanakan latihan ilmu seni beladiri, sebuah agenda yang tidak hanya menitikberatkan pada olah fisik, tetapi juga pada penguatan ikatan persaudaraan.

Kegiatan malam itu merupakan implementasi dari arahan Guru Besar PERSINAS ASAD, yang bertujuan untuk memajukan beladiri ASAD sekaligus mempererat silaturahmi antar warga ASAD. Dengan dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan usia, latihan berlangsung khidmat dan penuh kekompakan.

Deni Herianto, salah satu tokoh PERSINAS ASAD di Padepokan Tambaksari, menegaskan pentingnya konsistensi dalam berlatih. Ia menyampaikan harapannya yang mendalam bagi kemajuan bersama warga ASAD di padepokannya.

“Kami berharap, dengan rutin berlatih, warga ASAD di padepokan kami ke depannya semakin semangat berlatih, maju, lancar, dan barokah. Inilah fondasi utama untuk membangun pesilat yang tangguh dan berkarakter,” ujar Deni Herianto, penuh keyakinan.

Semangat yang sama juga terpancar dari para peserta. Kehadiran mereka dari berbagai generasi menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur beladiri ASAD dapat menyatukan perbedaan usia dalam satu harmoni gerak dan niat.

Budi Riwayanto, Pendekar yang bertugas melatih di padepokan tersebut malam itu, menyambut hangat antusiasme para peserta. Dalam kesempatan itu, ia memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas komitmen yang ditunjukkan.

“Ini luar biasa, saya sangat mengapresiasi kehadiran peserta dari berbagai kalangan usia. Kegiatan ini sangat positif dan saya sangat mendukung untuk selalu dijadikan agenda rutin berlatih ilmu seni beladiri ASAD. Ini adalah bukti nyata bahwa semangat kebersamaan kita sangat kuat,” tutur pria yang sangat disiplin dalam berlatih tersebut.

Dukungan dari para pendekar dan antusiasme warga menjadi bahan bakar utama bagi kelangsungan latihan. Kegiatan yang berjalan lancar ini diharapkan tidak berhenti sebagai seremonial belaka, melainkan menjadi tradisi yang terus hidup dan berkembang.